Select Page

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama jajaranya, Bupati Ony Anwar Harsono beserta Forkopimda Ngawi lakukan percepatan tanam padi yang di desa Dempel, kecamatan Geneng, Minggu (24/04/22).

Disampaikan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa bahwa percepatan masa tanam ini dilakukan atas dasar rekomendasi dari kepala BPS Jawa Timur yang mendapatkan pesan dari alat pendeteksi tertentu. “Dimana alat tersebut memeberikan pesan kira-kira setelah dilakukan masa panen, kemudian jika dalam dua minggu belum ada proses pengolahan lahan kemudian mengirimkan pesan untuk dilakukan percepatan penanaman. Sebab hal ini menjadi penting selagi kita masih mendapat air hujan, jadi kalau sudah masuk musim kemarau akan ada problem bagaimana proses irigasi di lahan-lahan kita,” jelas Gubernur.

Selain percepatan masa tanam, diungkapkan Khofifah yang paling penting bagi Jatim ini sebagai penyuplai 16 Provinsi di wilayah Indonesia bagian Timur diluar Sulawesi Selatan. “Jadi kalau ingin memastikan bahwa ketersedian stok pangan aman maka bukan hanya aman dari Jatim tapi juga aman di 16 Provinsi tersebut. Oleh karena itu kita melihat bagaimana ketersedian pangan ini secara bersama-sama bahwa Provinsi Jawa Timur juga aman untuk memastikan ketahanan pangan kita bisa terwujud dan berikutnya tentu adalah kedaulatan pangan kita terwujud,” terang Khofifah.

Dikesempatan ini Khofifah juga mengatakan Jatim dalam kurun dua tahun terakhir yang menjadi Provinsi dengan produktifitas padi tertinggi di antara 34 Provinsi di Indonesia, dan akan terus berupaya untuk meningkatkan produktifitasnya dalam upaya membangun kedaulatan pangan bagi Indonesia.
Makanya, Gubenur Jatim, terus berkomunikasi dengan lima daerah penghasil padi di Jatim, salah satunya adalah Kabupaten Ngawi. Dan, ingin kelima daerah tersebut bisa terus meningkatkan produktifitasnya dan kualitas padi maupun berasnya masuk kualifikasi beras premium.

Khofifah juga menyebutkan dengan hadirnya petani milenial di Kabupaten Ngawi diharapkan bisa membuat inovasi produk pertanian yang nantinya bisa masuk pasar global, “Dimana dalam pasar ini nantinya membutuhkan banyak persyaratan yang harus dipenuhi ketika akan mengekspor produk holtikultura,” lanjutnya.

Khofifah juga akan menggandeng Kepala Dinas Pertanian untuk memfasilitasi kemudahan dalam pembuatan regulasi persyaratan ekspor produk, “Jadi dengan kunjungan lapangan ini kita menemukan permasalahan sekaligus sinergitas dari hal-hal yang mungkin bisa kita tingkatkan bersama – sama kreativitas yang luar biasa dari petani khususnya petani milenial di Ngawi,” pungkasnya.

Sementara itu Bupati Ngawi Ony Anwar Harsono di kesempatan ini mengatakan kegiatan percepatan masa tanam periode Maret – Oktober ini diharapkan secara produktifitas, padi di Kabupaten Ngawi dengan luas lahan 51 ribu hektar bisa meningkat per tahunya bisa diatas 920 ribu ton. “Hal tersebut kita upayakan dengan cara melakukan kemandirian pertanian ramah lingkungan berkelanjutan melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan,” terangnya.

Diterangkan Bupati Ngawi, langkah yang akan diambil dalam mewujudkan itu semua, Pemerintah telah membuat Peraturan Bupati terkait kemandirian pertanian ramah lingkungan berkelanjutan, “Diharapkan bisa mengembalikan kesuburan tanah, mengurangi penggunaan pupuk kimia yang nantinya bisa meningkatkan produksi dan juga kesejahteraan petani juga meningkat,” tandasnya.

Bupati juga menyampaikan dengan kedatangan Gubernur Jawa Timur di Ngawi bisa memberikan semangat bagi para petani khusunya petani milenial. “ Dan dengan kehadiran ibu Gubernur bersama jajarannya ini bisa mendukung petani milenial terkait legalitas dan sertifikasi produk bibit dan seterunya, saya yakin dengan senergitas ini bisa mewujudkan ketahanan nasional kita,” pungkasnya.