Select Page

Lahirnya Boedi Oetomo, 20 Mei 1908 menandai kebangkitan bangsa Indonesia meskipun belum menyasar pada ide nasionalisme secara keseluruhan namun semangat untuk bersatu sudah ada. Waktu itu, benih nasionalisme ditandai dengan munculnya kesadaran sebagai bangsa untuk menjadi maju dan berdaulat, serta membebaskan diri dari dari belenggu bangsa lain walaupun konteksnya masih sangat terbatas.

Boedi Oetomo digagas pertama kali oleh dr. Wahidin Sudiro Husodo, dr. Soetomo dan beberapa tokoh lainnya yang beranggotakan kalangan priyayi suku Jawa dan Madura. Menyadari arti penting keberadaan organisasi bagi rakyat, maka pada tahun 1920 Boedi Utomo mulai menerima anggota dari masyarakat biasa, jadilah sebuah organisasi pergerakan rakyat yang mengusung semangat nasionaliasme.

Tahun 2018 ini, tepat Peringatan Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang ke 110, Pemerintah Kabupaten Ngawi menggelar upacara peringatan di halaman Pendopo Wedya Graha, Senin (21/5), Bupati Ngawi, Ir. Budi Sulistyono sebagai pembina upacara. Hadir dalam upacara peringatan Harkitnas ini, Sekretaris Daerah Ngawi, Mokh. Sodiq Triwidiyanto, Ketua DPRD Ngawi, Dwi Rianto Djatmiko, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda), jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan anggota Kodim 0805 Ngawi.

Bupati Ngawi Ir. Budi Sulistyono menyampaikan amanat Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Rudiantara dalam peringatan Harkitnas 2018 ini harus dimaknai sebagai momentum sejarah persatuan dan kesatuan bangsa ini, sebagai upaya penyadaran masyarakat untuk mengembangkan diri dan merebut setiap peluang dalam meningkatkan kapasitas diri yang dibuka oleh semua pihak. Hal ini sesuai dengan tema Harkitnas tahun ini, yakni membangun sumber daya manusia memperkuat pondasi kebangkitan nasional di era digital.

“Bersatu adalah kunci ketika kita ingin menggapai cita – cita yang sangat mulia. Namun disaat yang sama, tantangan yang maha kuat menghadang di depan. Boedi Utomo memberi contoh bagaimana berkumpul dan berorganisasi tanpa melihat asal – usul primordial. Yang akhirnya bisa mendorong tumbuhnya semangat nasionalisme menjadi bahan bakar utama kemerdekaan,” katanya. Dan, dalam pengembangan kapasitas sumber daya manusia juga harus diletakkan dalam konteks pemerataan, agar bangsa ini bangkit bersama untuk kebangsaan Indonesia, ujar Bupati.

Lebih lanjut juga disampaikan bahwa sumber daya alam (SDA) merupakan sumber daya terbatas, sedangkan SDM terfasilitasi dengan kapasitas serta kapabilitas yang luas untuk dikembangkan. Apalagi di era sekarang, dan bukan saatnya untuk berdiam namun jangan buang waktu dan energi fokus pada pengembangan, “ Filosofi sapu lidi juga harus dimaknai secara bijak untuk saling merangkul, jangan sampai tercerai berai karena provokasi. Dan, keberadaan bonus demografi yang menyuguhkan keuntungan harus bisa dimanfaatkan secara produktif,” tuturnya.

Dalam sambutannya, Menkominfo juga mengingatkan bahwa generasi milennial yang terpapar masifnya perkembangan teknologi dan informasi bisa menjadi peluang sekaligus ancaman. Makanya SDM harus bisa dijadikan dasar sebagai acuan untuk mendatangkan manfaat di era digitalisasi ini, Persatuan dalam memecahkan masalah sangat diperlukan demikian pula dalam konteks menghadapi era digital ini. maka semua harus dala irama  yang sama untuk mendapatkan kebermanfaatan menuju kearah yang lebih baik.

“Selamat Hari Kebangkitan Nasional ke 110, mari kita maknai peringatan tahun ini dilingkungan masing – masing sesuai dengan lingkup tugas kita, untuk semaksimal mungkin memfasilitasi peningkatan sumber daya manusia, terutama generasi muda yang akan membawa kejayaan bangsa ditahun – tahun mendatang,” kata Bupati sambutan dari Menkominfo. (kominfo)