Select Page

radjimanMeski sempat terlupakan, menjelang peringatan Hari Pahlawan tahun 2013 Pemerintah Indonesia melalui Dewan Gelar Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan menyematkan gelar Pahlawan Nasional kepada Kanjeng Raden Tumenggung Radjiman (KRT) Wedyodiningrat dari Yogyakarta, Jum’at (08/11/2013).

dr. Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Radjiman Wedyodiningrat yang lahir di Yogyakarta 21 April 1879 lalu, peranannya terhadap republik ini memang patut dan wajib untuk disematkan sebagai Pahlawan Nasional. Peringainya sebagai salah satu tokoh pendobrak sejarah berdirinya Bangsa Indonesia.

Sejak tahun 1934 ia memilih tinggal di Dusun Dirgo, Desa Kauman, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngai, Tawa Timur. Di usia 20 tahun, dr. Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Radjiman Wedyodiningrat sudah berhasil mendapatkan gelar dokter, dan gelar Master of Art pada usia 24 tahun.

Pilihan belajar ilmu kedokteran yang diambil berangkat dari keprihatinannya saat melihat masyarakat Ngawi ketika itu ada pageblug (dilanda) penyakit pes, begitu pula beliau secara khusus belajar ilmu kandungan untuk menyelamatkan generasi kedepan yang mana saat itu banyak Ibu-Ibu yang meninggal karena melahirkan.

dr. Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Radjiman Wedyodiningrat dari berbagai sumber, perjalanan sejarah menuju kemerdekaan Indonesia adalah satu-satunya orang yang terlibat secara akif dalam kancah perjuangan bangsa. Mulai dari munculnya Boedi Oetomo sampai pembentukan BPUPKI. Manuvernya di saat memimpin Budi Utomo yang mengusulkan pembentukan milisi rakyat di setiap daerah di Indonesia.

Pada sidang BPUPKI (29 Mei 1945), ia mengajukan pertanyaan ‘Apa dasar negara Indonesia jika kelak merdeka?. Pertanyaan ini dijawab oleh Bung Karno dengan Pancasila. Jawaban dan uraian Bung Karno tentang Pancasila sebagai dasar negara Indonesia ini kemudian ditulis oleh Radjiman selaku ketua BPUPKI dalam sebuah pengantar penerbitan buku Pancasila yang pertama tahun 1948 di Dusun Dirgo, Desa Kauman, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi.

Terbongkarnya dokumen yang berada di Desa Kauman tersebut menjadi temuan baru dalam sejarah Bangsa Indonesia yang memaparkan kembali fakta bahwa Soekarno adalah Bapak Bangsa pencetus Pancasila.

Sejak tahun 1934, dr. Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Radjiman Wedyodiningrat memilih tinggal di Dusun Dirgo, Desa Kauman, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, dan mengabdikan dirinya sebagai dokter ahli penyakit pes. Rumah kediamannya yang sekarang sudah menjadi situs sejarah telah berusia 134 tahun. Begitu dekatnya Radjiman dengan Bung Karno sampai-sampai Presiden RI pertama itupun telah bertandang dua kali ke rumah tersebut.

Seperti yang dilansir menits.com, penganugerahan gelar pahlawan nasional bagi Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Radjiman Wedyodiningrat ini dilakukan pada 8 November di Jakarta, terang Kepala Bagian Humas Setda Kabupaten Sleman, Endah Sri Widiastuti. Masih menurutnya, makam KRT Radjiman Wedyodiningrat berada dalam komplek Makam Pahlawan Dr Wahidin Soedirohoesodo, Malati, Sleman.

Sementara itu, nama Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Radjiman Wedyodiningrat tidak terlepaskan dari Kabupaten Ngawi, Jawa Timur. Hal itu sah-sah saja karena semasa hidupnya hingga 20 September 1952, jejak dr. Radjiman memberi kontribusi besar dalam membangun kesehatan di kabupaten yang biasa disebut Bumi Orek-Orek ini.

Sementara pada tulisan tribunnews, Retno Widowati, ahli waris keluarga Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Radjiman Wedyodiningrat mengucapkan terima kasih kepada gubernur Jawa Timur Soekarwo dan seluruh warganya. Sebab, mereka yang selama ini  mendukung sekali agar sang kakek dianugerahi pahlawan nasional.

“Kami sekeluarga terimakasih sangat berterimakasih pada Bapak Gubernur Jatim, Bupati Ngawi dan masyarakat Jatim tentunya,” ujar Retno, Jumat (08/11/2013). Soebaryo yang juga perwakilan keluarga menambahkan rasa syukur atas penganugerahan gelar pahlawan nasional terhadap sang kakek Radjiman Wedyodiningrat.

Dengan tercatatnya nama dr. Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Radjiman Wedyodiningrat dalam buku sejarah dengan tinta emas sebagai Pahlawan Nasional, tentu membuat masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Ngawi merasa bangga. (infongawi.com)